Rabu, 19 September 2007

Lau Biang

Lau Biang. Ini adalah nama sungai di Tanah Karo yang merupakan bagian hulu dari Sungai Wampu. Sungai ini merupakan urat nadi kehidupan di Tanah Karo terutama di wilayah Karo Gugung, mulai dari Kabanjahe sampai Noudi melalui Wilayah Kecamatan, Tiga Binanga, daerah Tiga Lingga sampai Kab. Deli Serdang.
Banyak peristiwa bahkan legenda Karo yang mengambil latar belakang di Lau Biang ini. Bahkan konon...?, dahulu pada saat berdiri kerajaan Haru Sicapah di Seberaya, Lau Biang dianggap sama dengan Sunagi Gangga di India, sebagai tempat penyucian bagi penganut agama lama.
Bagiamana khabarnya sekarang Lau Biang ?. Sama seperti kebanyakan sungai di negara tercinta ini, sungai ini juga mulai kehilangan fungsi dan keindahannya, dikalahkan oleh kerakusan akan sifat eksploitasi manusia yang membabi buta ( babi buta, tidak buta saja sudah suka menyeruduk).
Tapi kenangan akan Lau Biang akan tetap hidup di hati orang-orang yang pernah merasakan keramahan Lau Biang. Anda punya kenangan, berupa cerita maupun photo, mari kita berbagi-bagi.
Ngalur-ngaluri Lau Biang si Gedang .....

Bual Teroh

Apakah anda pernah mendengar istilah bual teroh atau bual kede dalam bahasa Karo, bila diterjemahkan langsung dalam Bahasa Indonesia kira-kira pembicaraan di luar rumah atau di kedai kopi. Ini adalah sebuah konsep penyampaian yang tidak formal dalam orang Karo, isi pembicaraan boleh dianggap sepintas saja, tidak serius, didengar atau diikuti boleh tetapi jangan sampai dibawa ke hati. Tidak ada yang serius, jadi tidak ada yang boleh merasa tersinggung.
Tetapi, apakah isi pembicaraan tersebut salah, biasanya memang benar apa adanya. Inilah konsep penyampaian maksud atau peringatan kepada seseorang, namun agar tidak menjadi tersinggung maka disampaikan secara tidak formal, di kedai kopi.
Kadang memang kita membutuhkan media penyampaian seperti bual teroh. Yang menyampaikan tidak merasa sungkan dan yang dituju juga tidak tersinggung. Maka sampaikanlah pendapat anda, bila didengar, kita ucapkan terima kasih, bila tidak didengar juga tidak apa-apa, namanya juga tidak formal.
Tabi ras mejuah-juah
Perbual la perguak.

Selasa, 18 September 2007

Nurong Lau Biang

Nurong Lau Biang
Bagi anda yang belum famliar dengan ikan putih dari Lau Biang, ini sekedar catatan untuk perkenalan.
Nurong Lau Biang adalah jenis ikan air deras yang hidup di Lau Biang, ikan ini sangat enak, ada ceritera bahwa saat mencium ikan yang baru dimasak satu piring nasi sudah habis ke perut, pada saat dimakan sudah pasti dua piring nasi kembali masuk. Ikan ini paling enak bila dimakan di sungai, langsung dipanggang begitu berhasil ditangkap dengan jala atau pancing, cukup ditemani sambal cabai dan garam (Cina dua-dua) dengan sayur Paku yang dibungkus daun keladi dan dibakar (tanpa air), akan mengalahkan rasa ikan salmon, atau ikan karang. Tidak percaya, sekali waktu datanglah ke kampung Perbesi dan ajaklah orang makan di sungai (dikenal dengan istilah man-man lau) anda akan merasakan nikmatnya menjadi orang karo.
Tabi, mejuah-juah

Taneh Karo Simalem

Semua bermula dari Taneh Karo Simalem. Sebagai darah dalam badanku, penggugah semangat dalam bekerja dan berkarya. Ingin berbuat lebih untuk Taneh Karo Simalem, walaupun belum ada namun keinginan itu terus ada. Taneh Karo Simalem bukan Taneh Karo Simale (Without m).

Taneh Karo Simalem, bukan wilayah yang kaya akan sumber daya alam, baik hasil bumi maupun hasil pertanian, jauh dari fasilitas angkutan besar seperti pelabuhan laut dan akses jalan yang cukup sulit karena berada di pegunungan. Itu adalah kondisi alami Taneh Karo Simalem, sehingga akan sulit untuk mengembangkan industri berat maupun penggalian sumber daya alam. Modal utama pemberdayaan Taneh Karo Simalem adalah kondisi alamnya juga. Pariwisata adalah produk unggulan, Jasa dan tempat produksi hasil bumi bagi wilayah sekitarnya adalah kunci arah pembangunan Taneh Karo. Sebagai contoh : pariwisata camping, akhir minggu, rafting, gunung berapi, budaya, dll adalah yang harus dikembangkan. Dibidang industri pertanian : pengembangan tanaman hias, buah unggul, anggur dengan berbagai bentuk produk, dll. Pendidikan, Taneh Karo mempunyai potensi menjadi daerah pendidikan, kalau di Jawa dikenal Jogyakarta dan Bandung, maka Sumatera mestinya mempunayi Taneh Karo sebagai Kota Pendidikan yang terkemuka bahkan di Asia Tenggara (banyak modal)

Untuk Pemerintah dan wakil rakyat di Taneh Karo, gugahlah semangat anda, anda mampu hanya butuh semangat dan kemauan. Catatlah diri anda dalam sejarah sebagai pribadi yang membangun Taneh Karo, yang akan dikenal sepanjang masa. Kita tunggu karya anda ....

Tabi ras mejuah-juah.