Bencana akibat erupsi Gunung Sinabung, telah berlangsung dalam hitungan tahun. Banyak penderitaan dialami saudara kita yang berada di sekitar gunung, kehilangan sanak saudara, tempat tinggal, sumber mata pencaharian, masa depan bahkan mungkin harapan yang terkubur di bawah lahar dan debu gunung Sinabung. Prihatin, karena dalam negara yang gemah ripah loh jinawi dan era ke-emasan ilmu pengetahuan ini, dalam negara yang mengabiskan begitu banyak uang untuk memilih wakil dan pemimpin ini, ternyata belum bisa berbuat banyak untuk menolong saudara kita yang sudah lama ditimpa bencana, sekali lagi sudah laaamaaa tertimpa bencana.
Barangkali, kita sendiri yang harus menolong diri kita. Kita penduduk Taneh Karo yang bermukim di wilayah Kabupaten Karo, Karo Langkat, Deli Serdang, Kota Medan, sebagian Dairi, Aceh Tenggara, Simelungen dan wilayah lain yang merupakan kampung-kampung Kalak Karo. Kita terbangun atas masyarakat adat dalam sistem kekerabatan senina, anak beru ras kalimbubu. Mari kita menolong senina, anak beru ras kalimbubu kita dengan kearifan lokal kita, adat kebiasaan kalak karo.
Masalah terbesar bencana Gunung Sinabung saat ini adalah relokasi penduduk yang terkena dampak langung erupsi dan pemberdayaan ekonomi mereka, Mereka tidak menuntut banyak, hanya berikan mereka tempat tinggal dan ladang untuk bekerja. Namun ini merupakan pekerjaan sulit dan membutuhkan biaya yang besar. Dimana terdapat lahan yang cukup luas untuk perkampungan dan perladangan mereka, kemudian membangun sarana dan prasarana penunjangnya. Inilah yang kita kerjakan di Siosar, apakah ada lokasi yang lain ?.
Sebaiknya Pemerintah membuat perkiraan terburuk dan memetakan wilayah di sekitar Sinabung yang harus dikosongkan, yang untuk selanjutnya (tidak ada batasan waktu) tidak akan dijadikan tempat tinggal dan perladangan kembali. Selanjutnya peran kita senina, anak beru bagepe kalimbubu, mari kita mengajak dan mempersilahkan saudara kita korban gunung Sinabung untuk pindah ke kampung kita. Pemerintah menyediakan tempat tinggal dan modal awal mereka untuk bekerja, sebagai pengganti lahan mereka yang sudah dikuasai Pemerintah. Apabila satu kampung dapat menampung sampai 10 KK, maka untuk seluruh perkampungan Kalak Karo yang tersebar luas di Sumatera Utara, akan cukup banyak pengungsi yang dapat segera disalurkan dan hidup normal kembali .
Model ini hanya sebuah usulan dengan pendekatan kearifan lokal Kalak Karo. Juga barang kali masih sulit untuk mewujudkannya. Namun model yang ingin dibangun adalah kerjasama pemerintah dengan masyarakat Karo dalam menolong senina, anak beru ras kalimbubu mereka.
Mejuah-juah